Tebaran Pesonanya bagai embun pagi
Hangat peluknya bagai mentari pagi
Pandangan kasihnya bagai kupu – kupu di taman asri
Bariton suaranya kala menyapaku terpatri di hati
Kuingin hidup seribu tahun lagi bersamanya dengan kasih
Namun…
Ketika hati perih … rindu mengganggu …
asa tergantung diangkasa … seakan hanya angan belaka
keraguan akan cintanya mulai menyapa …
Perlahan … bagai air laut yang mengikis indahnya pantai …
Semakin dalam cinta … semakin dalam … abrasi di hati
Kemana hendak mencari …
Pada siapa hendak mengadu …
Tuhan sajalah yang tahu … betapa ingin ku arungi lautan biru
Tuk damaikan hati yang sedang merindu
Sayang sungguh sayang bidukku menjadi abu
Ingin kugapai bintang yang tinggi
Apa daya tanganku hangus terbakar matahari
Kasih pujaan hati..
Saat ini aku tak tahu membedakan ’kesabaran…kebodohan…atau ketidak berdayaan’
Aku ingin bersabar menunggumu … seperti yang kau mau
Tapi kadang aku merasa bodoh bila harus menunggu … dengan sejuta misteri hidupmu
Dan celakanya … aku tidak berdaya tuk pergi dari hidupmu … aku terpikat pesonamu
Rumto Coffee House
12 tahun yang lalu


Tidak ada komentar:
Posting Komentar